Quarter Life Crisis

April 26, 2019


Welcome to my blog! Again hehe
After a long time since my last post, I'll open and write on this blog. I hope I'm not inactive anymore.

Hari ini tersentak dengan postingan blog salah satu teman dekat yang sedang membahas kegalauannya di usia hampir seperempat abad. Well, saya kira hanya saya yang merasakan ini. Ternyata teman se-circle saya juga merasakannya. Di usia yang hampir menginjak dua puluh empat tahun, saya merasa terkadang bingung dengan diri saya sendiri. Entahlah, terlalu banyak hal yang saya pikirkan dan tidak bisa saya ungkapkan membuat saya sering terpuruk sendirian. Bisa diartikan saya termasuk orang yang overthinking. Padahal pernah baca salah satu kata di sosmed "overthinking kills you". Tetapi untuk mempraktekkan kata tersebut, bagi saya sulit.

Kata orang, ini adalah fase quarter life crisis. Sebenarnya, quarter life crisis hanyalah sebuah fase di kehidupan kita untuk menuju fase kehidupan berikutnya. Quarter life crisis tidak perlu dihadapi dengan ketakutan dan kebingungan yang berlebihan. Saya tau teori itu, tapi realitanya saya sering terjebak dalam kebingungan yang berlebihan tersebut.

Salah satu kebingungan yang saya hadapi sekarang juga hampir sama dengan yang teman saya alami. I confuse to build conversation with others, especially new people in my life. Bukan berarti saya sombong atau bagaimana. Saya termasuk golongan orang introvert, tapi bukan berarti saya ansos lho. Introvert dengan ansos beda. Saya suka untuk berinteraksi dalam kegiatan sosial, hanya saja saya susah untuk langsung akrab dengan orang baru. Saya perlu waktu untuk membangun keakraban dengan orang baru. Saya bisa menjadi orang yang banyak omong kalau dengan orang yang sudah mengenal saya.

Saya bukanlah orang yang pintar membuka topik pembicaraan dan menanggapi orang lain. Saya tipe pendengar yang baik. Saya lebih suka diberi nasihat daripada harus dimintai nasihat. Jujur, I'm not capable with that. Terkadang saya tau apa yang harus saya katakan. Kosakata maupun kalimat itu sudah saya pikirkan matang-matang dalam otak saya, tetapi ketika akan saya ucapkan tiba-tiba kosakata itu hilang. What's wrong with me?

Saya memahami kekurangan saya dalam hal ini. Saya masih berusaha mengatasi hal ini dengan lebih banyak berinteraksi dengan orang lain. Berusaha mempelajari macam-macam sifat orang yang berbeda-beda. Selain itu, saya mulai kembali melakukan hobi saya, yaitu membaca buku. Books are window to see the world. Ceileeehhhh. Semoga beberapa hal ini dapat membantu ya. Sekian unek-unek nggak penting di sela-sela jam istirahat.



You Might Also Like

0 komentar