TRIP TO SOLO - JOGJA !

April 26, 2019




Hi, it's time for me to share my trip to Solo and Jogja. Sebenarnya trip ini dadakan banget. Awal april saya lihat kalender, eh di pertengahan bulan banyak tanggal merah, which is surga bagi pegawai kantoran macam saya nih hihihi. Tanggal 17 April bertepatan dengan Pilpres, otomatis libur nasional dong. Tanggal 19 April libur lagi karena Paskah. Langsung deh saya hubungin teman dekat saya buat ngajakin jalan-jalan. Otak sama badan ini udah butuh recharge banget.

Gayung bersambut ahayyy. Teman saya menyanggupi ajakan saya untuk jalan-jalan. Langsung deh kita menentukan tujuan trip kita, karena saya belum pernah naik kereta api, akhirnya pilihan jatuh ke kota Solo. Apalagi tiket kereta api ke Solo harganya murah banget. Hanya dengan merogoh kocek 10 ribu rupiah kita bisa menaiki kereta api dari Semarang ke Solo guys. Can you imagine how worth it is? Ah alay deh gw wkwkwk

Jadi, kita langsung membuat itinerary trip tersebut. Tempat wisata mana saja yang akan kita datangi, berapa stel pakaian yang harus kita bawa. Dalam hati saya mikir "Cewek ribet amat ya. Toh berangkatnya masih lama, nyiapinnya 2 minggu sebelumnya hihi". Walau cuma piknik dua hari tetapi kita benar-benar sangat excited untuk merealisasikannya. Maklum, semenjak kita lulus kuliah, waktu untuk jalan-jalan berkurang drastis. Kita disibukkan dengan pekerjaan dan aktivitas yang kita jalani sekarang.

A few weeks later ....

17 April 2019
Sekitar pukul 10.00 WIB, saya dan keluarga berangkat ke TPS untuk menyalurkan hak pilih kita sebagai warga negara yang baik. Selesai mencoblos, saya bersiap-siap untuk berangkat ke Semarang, lebih tepatnya di Ungaran (rumah teman saya). Terlebih dahulu, saya berpamitan kepada kedua orang tua saya. Berangkatlah saya menuju Ungaran dengan menaiki sepeda motor, menelusuri jalanan pantura di terik siang hari. Dua jam kemudian, sampailah saya di rumah teman saya.

18 April 2019
Saya dan teman saya (Tiwi) bangun lebih pagi hari itu, karena kita berencana berangkat ke stasiun lebih awal untuk membeli tiket kereta Kalijaga. Tiba-tiba ada chat Whatsapp dari teman saya (Mesi) yang bekerja di Solo.
Mesi : "Nin, udah beli tiket keretanya? kata temenku udah habis semua tiket buat hari ini"
Nina : "belum, Mes. Katanya cuma bisa beli di stasiun langsung"
Mesi : "Iya, Nin. Belinya harus di stasiun langsung, bisa beli H - beberapa hari sebelum jadwal keberangkatan"
Nina : "Aduh gimana nih, Mes. Ku kira cuma bisa beli di stasiun dan beberapa jam sebelum keberangkatan :(( Gagal deh naik kereta"

Bagai petir di pagi hari. Trip ke Solo naik kereta yang murah banget hampir saja gagal. Tenang saja, banyak jalan menuju Solo, bukan Roma ya, apalagi Rhoma Irama hehe. Kita memutuskan trip ke Solo kali ini dengan menaiki bus. Agak kecewa sih aslinya tapi tak apalah. Tiba-tiba muncul ide baru di otak saya. Saya buka salah satu app travelling, tanpa sensor Traveloka. Saya mencari tiket Solo-Yogyakarta untuk keesokan harinya (19 April 2019), ketemu! Harganya pun terjangkau untuk kantong kita berdua, seharga Rp 35,300. Dengan penuh ke-hectic-an dan niat buat naik kereta, akhirnya kita beli tiket kereta Solo-Jogja tersebut. Judul trip pun berubah, yang awalnya trip to Solo, berganti menjadi trip to Solo and Jogja. Case closed, guys hahaha.

Pukul 07.00 berangkatlah kita berdua menuju Solo. Fyi, tiket bus tujuan Ungaran-Solo seharga Rp 25,000. Sekitar kurang lebih 3 jam, sampailah kita di Terminal Bus Tirtonadi Solo. Terminalnya bagus, rapi dan modern. Ada satu kejadian kocak di tempat ini. Jadi ceritanya, saya dan Tiwi ingin berfoto di depan tulisan "Terminal Bus Tirtonadi".

Gambar 1. Terminal Tirtonadi Solo

Kita pun memutari seisi terminal, eh kita sampai di halaman depan terminal dan disitu tertulis jalan khusus bus. Tanpa punya malu dan seperti tak punya dosa, kita lewat saja di jalanan itu. Tiba-tiba kita ditegur sama Bapak tukang becak. Sontak kita kaget dan ketakutan dong. Apalagi Tiwi langsung lari kebirit-birit, sambil bilang kalau bapak penjaga terminal nunjuk-nunjuk kita.

Gambar 2. Wajah penuh kepanikan dari Tiwi

Udah ah kelamaan pake cerita kejadian di terminal bus.

Sampai di terminal, kita langsung memesan mobil online untuk mengantar kita menuju tujuan pertama. Destinasi pertama, kita berkunjung ke Keraton Kasunanan Surakarta. Awalnya kita pikir bisa masuk dan melihat-lihat apa saja yang ada di dalam keraton. Ternyata menurut info driver mobil yang kami tumpangi, Keraton Kasunanan sekarang tidak boleh dimasuki oleh wisatawan. Jadi kita hanya bisa berfoto di halaman depan keraton. Selain itu kita juga bisa memasuki museum yang ada di belakang keraton.

Sekitar 15 menit perjalanan, sampailah kita di Keraton Kasunanan Surakarta. Keraton ini didominasi oleh warna biru yang menyegarkan mata. Kita bisa melihat-lihat bagian depan keraton dan sekitarnya. Kebetulan saat kita disana, ada dua orang prajurit keraton yang sedang berjaga di depan. Jiwa-jiwa anak jaman now yang ingin berfoto, kita pun berfoto di depan keraton bersama dengan prajurit tersebut. Look at our happy faces.

Gambar 3. Berfoto dengan prajurit keraton

Selesai melihat-lihat bagian depan keraton, kita melanjutkan perjalanan kita. Destinasi kedua, Museum Keraton Surakarta. Letak museum ini sangat dekat dengan dengan keraton, lebih tepatnya di belakang keraton. Kita cukup berjalanan kaki kurang lebih 2 menit dari keraton. Sebelum memasuki museum, kita harus membeli tiket masuk seharga Rp 10,000 per wisatawan. Museum ini berisi barang-barang khas keraton dan menampilkan budaya yang masih terjaga hingga saat ini. Kita pun berkeliling dan mengamati apa saja yang ada di dalam museum ini.

Gambar  4. Salah satu lorong di museum Keraton

Puas menjelajahi keraton dan museum, kita menuju homestay yang sudah kita pesan sebelumnya. Homestay yang kita pesan terletak di daerah Kemlayan, dekat dengan pasar Klewer dan Kampung Batik Kauman. Kita pun berjalan kaki menuju homestay tersebut. Lokasinya lumayan dekat dari keraton, kalau kita cek di google maps sih sekitar 11 menit. Lelah berjalan kaki, sampailah kita di homestay tersebut. Ekspektasi kita berdua terbayarkan. Ternyata gambar yang ditampilkan di aplikasi tidak berbeda dengan kenyataannya. Semuanya sama persis, mulai dari tempat tidur hingga kipas angin yang ada di dalam kamar. Kamar mandinya pun bersih, selain itu bapak penjaganya sangat ramah. Kita disambut dengan penuh kehangatan dan ditawari mau minum apa. Can you guess how much is it? Rp 96,386 per night. Harga tersebut kita bagi berdua. Budget backpacker abis. Kita pun melepaskan penat dan capek, tidur siang menyegarkan tubuh.

Gambar 5. Bergaya di depan papan nama Homestay

Lanjut sore harinya, kita menuju destinasi berikutnya Pusat Grosir Solo. Rencananya sih mau belanja batik untuk oleh-oleh keluarga. Dari homestay ke tempat tersebut sekitar 10 menit menggunakan mobil. Sampailah kita disana, eh ternyata tempat tersebut segera tutup. Mereka tutup pada pukul 17.00. Gugup deh kita, langsung gercep mencari barang yang akan dibeli. Ah jujur, kurang puas belanja disini, karena keterbatasan waktu. Selesai berbelanja, kita bersantai di sekitar PGS. Berfoto di papan penunjuk arah kota Solo, dan berpose di depan bus Trans Solo.

Gambar 6. Bingung deh mau kasih caption apa

Menuju malam, kita berjanji untuk bertemu dengan Mesi (teman kita yang bekerja di Solo) di Alun-Alun Kidul (Alkid). Dari PGS kita menaiki becak menuju Alkid. Lokasi alkid berdekatan dengan keraton Kasunanan Surakarta. Disana banyak wahana permainan untuk anak-anak, dan para penjaja  makanan ringan. Yha tipikal alun-alun di kota manapun pada umumnya sih. Finally, we met Mesi since past one year. 


Gambar 7. Kudus-Ungaran-Kendal met in Solo

19 April 2019
Kita check out dari homestay pukul 04.30 karena jadwal keberangkatan kereta menuju Yogyakarta pukul 06.00. Kita pun berpamitan dan mengembalikan kunci kepada bapak penjaga. 15 menit kemudian sampailah kita di stasiun Solo Balapan. "Ning stasiun Balapan, kutha Solo sing dadi kenangan kowe karo aku". Haha malah jadi nyanyi, lagunya terkenal banget sih. Sekali lagi, kita pun tak melewatkan waktu untuk berfoto di depan landmark stasiun Solo Balapan.

Gambar 8. Landmark Stasiun Solo Balapan

Selesai berfoto, kita pun mencetak boarding pass. Terus lanjut check in. Eng ing eng masalah muncul. Ternyata tiket yang kita beli bukan untuk keberangkatan tanggal 19 April, melainkan tanggal 20 April. Panik, pasti! kepengin ngakak, juga iya! Dodol amat yakkkk :(( Kita pun disarankan untuk reschedule tiket tersebut. Alhamdulillah, tiket bisa direschedule, kita diminta menambah bayar 25% dari harga awal tiket. Akhirnya one of my dreams came true, ngetrip naik kereta. Lebay dikit boleh lah ya.

Gambar 9. First Boarding Pass

Sejam berlalu. Sampailah kita di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Stasiun ini adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang ada di Yogyakarta, melayani pemberhentian KA ekonomi dan KA lokal yang melintasi Yogyakarta. Destinasi pertama di Jogja adalah Benteng Vredeburg. Benteng ini berlokasi di dekat tugu 0 km Yogyakarta dan Malioboro. Benteng ini buka dari pukul 07.30 sampai pukul 16.00. Sampai di benteng ternyata hari itu benteng ditutup untuk wisatawan, untuk menghormati hari Paskah. Yah sudahlah, kita pun cuma berfoto di halaman depan benteng.

Gambar 10. Muka capek

Lapar melanda. Sedikit kecewa karena tidak bisa masuk ke benteng, kita pun membeli sarapan di sekitar Malioboro. Suasana Malioboro hari itu sangat ramai, karena bertepatan dengan libur panjang. Kita pun mengisi energi kita sebelum melanjutkan perjalanan menuju destinasi berikutnya.

Gambar 11. Suasana Malioboro di pagi hari

Oke, let's go to the next destination, Taman Sari. Taman Sari adalah tempat pemandian putri-putri raja jaman dahulu. Tiket masuknya sangat murah, cukup merogoh kocek Rp 5,000. Kita pun berkeliling kompleks Taman Sari. Taman Sari sangat ramai hari itu. Disana banyak warga lokal yang menawarkan jasa guide untuk memandu perjalanan mengelilingi Taman Sari. Local guide tersebut juga dengan senang hati membantu kita berfoto. Beliau juga mengarahkan gaya dan tempat kita saat berfoto. Kita diajak berkeliling masjid di bawah tanah, istana bawah tanah dan sumur Gumuling. Puas sekali dan capek harus naik turun tangga disana.

Gambar 12. Sumur Gumuling

Selesai dari Taman Sari, kita menuju pusat oleh-oleh dan langsung pulang ke Semarang. Trip kali ini sangat menyenangkan, tetapi capek karena harus kejar-kejaran sama waktu yang terbatas. But, i felt so happy. Note for myself, enjoy your time now because it can't be turned back. Spend your money and go travelling, so you'll know that Indonesia is large and nice. You can get so much experiences and be blessed with that. Insya Allah. 

Happy reading, anyone!
Hope you enjoy it. 




Much love,
Nina F.

You Might Also Like

14 komentar

  1. Wiiiihhhh😊ceritannya Lumayan siihhh

    BalasHapus
  2. Wiiddiih jalan jalan terus niiee yyy .ajak aku dongg.tapi geratiss heheheh

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Terima kasih kak.. Selamat membaca tulisan acak adut ini :)

      Hapus
  4. Gawe komik wae piye mak ben ringkes wkxkx

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah kowe ki, dibaca dong mak. Bikin ceritanya sepenuh hati nuyy wkwk

      Hapus
  5. Balasan
    1. Ditunggu cerita-cerita yang lainnya. Semoga suka. Thank you ❤

      Hapus